PULAU TABUHAN DAN PULAU MENJANGAN - BALI BARAT

Cerita sebelumnya Pantai Mustika & Pantai Pulau Merah

Hari ketiga (6 mei 2016) di Banyuwangi , kegiatan berikutnya yang akan dilakukan adalah snorkeling di sekitar Pulau Menjangan. Pulau Menjangan terletak di wilayah 5 mil barat laut pulau Bali dan masih termasuk dalam area Taman Nasional Bali Barat. Menjangan dalam bahasa Jawa berarti rusa/kijang, di pulau ini memang hidup habitat rusa/kijang liar. Perjalanan dimulai dari penginapan menuju pantai Kampe yang merupakan pelabuhan penyebrangan menuju wisata pulau Menjangan sekitar 1 jam. Tiba di pantai Kampe, beberapa teman mencari sarapan terlebih dahulu sedangkan aku sendiri alhamdulillah sudah sarapan bersama seorang temanku sebelum mobil datang menjemput. Perjalanan dari pantai Kampe menuju pulau Menjangan sekitar 1 - 1,5 jam. Untungnya hari itu langit cerah dan ombak pun bersahabat. Akhirnya kami pun tiba di pulau Menjangan dan snorkeling di perairan pantai pulau Menjangan.

Sarapan dulu di Pantai Kampe









Selesai snorkeling di perairan sekitar Pulau Menjangan, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Tabuhan. Pulau Tabuhan merupakan pulau yang tidak berpenghuni yang terletak sekitar 20 km dari kota Banyuwangi yang berada di selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Pulau Tabuhan masuk ke dalam wilayah Desa Bangsring kecamatan Wongsorejo dan memiliki luas sekitar 5 hektar. Pulau Tabuhan ini katanya memiliki alam bawah laut yang indah namun karena ombak yang cukup besar maka kami tidak melakukan snorkeling di area perairan sekitar Pulau Tabuhan. Pasir pantai Pulau Tabuhan ini cukup indah namun sayangnya terlihat cukup banyak sampah yang berserakan di pinggir pantai. 


























Hari pun semakin sore, saatnya kami kembali ke Pantai Kampe untuk bersih-bersih, pulang ke penginapan dan packing karena malam ini sekitar jam 11 malam kurang, kami akan menuju ke Surabaya dengan kereta Mutiara malam. Dalam perjalanan pulang kami diajak mampir ke pusat oleh-oleh Banyuwangi suku Osing. Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi atau disebut juga "wong Blambangan". Suku osing juga memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda dengan bahasa Jawa ataupun bahasa Madura, bahasa mereka disebut dengan bahasa Osing dan memiliki dialeg tersendiri. Suku Osing ini masih bertahan di desa kemiren yang merupakan perkampungan asli suku Osing. Di perkampungan ini suku Osing masih mempertahankan adat istiadat dan nilai-nilai leluhur mereka.

Cerita berikutnya  Bukit Jaddih dan Bukit Pelalangan - Madura

Tidak ada komentar:

Posting Komentar