BUKIT JADDIH DAN BUKIT PELALANGAN

Cerita sebelumnya  Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan

Shubuh dini hari, kereta Mutiara Malam pun tiba di stasiun Gubeng. Tempat yang dituju berikutnya adalah musholla dan toilet. Sekitar jam 6 pagi, kami pun pergi meninggalkan stasiun Gubeng menuju Bukit Jaddih. Bukit Jaddih merupakan lokasi penambangan kapur yang masih aktif saat kami berkunjung ke sana sehingga dibutuhkan kehati-hatian ketika disana. Bukit Jaddih ini terletak di Desa Jaddih kecamatan Socah kabupaten Bangkalan Madura. Namun saat kami berkunjung ke sana jalan yang kami lalui cukup rusak. Kendaraan yang tepat untuk digunakan berkunjung ke Bukit Jaddih adalah motor atau mobil karena jalan yang dilalui cukup sempit apalagi pada saat harus naik ke atas bukit, cukup menegangkan bagi kami.

Sekitar jam 7 pagi, kami tiba di Bukit Jaddih ditemani dengan mentari pagi yang terasa begitu terik, kami mulai explore Bukit Jaddih. Hasil penambangan atau kerukan memunculkan pahatan-pahatan yang indah, inilah yang banyak disebut orang sebagai luka alam yang indah. Di Bukit Jaddih ini terdapat kolam renang yang airnya bersumber dari mata air. Kami hanya memandangnya dari puncak Bukit yang berwarna hijau. Teriknya sinar matahari pagi membuat kami ingin segera meninggalkan Bukit Jaddih.













Dari Bukit Jaddih, kami menuju ke tempat berikutnya yaitu Bukit Pelalangan atau dikenal juga dengan nama Bukit Arosbaya namun kami mampir dulu ke Bebek Sinjay yang sangat terkenal untuk sarapan pagi. Berhubung kami datang pagi hari maka belum ada antrian panjang, yang kami sayangkan pelayanan di sini adalah antrian yang berbeda untuk makanan dan minuman. 

Bukit Pelalangan ini terletak di Desa Berbeluk Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan. Akses menuju Bukit Pelalangan tergolong cukup mudah karena dekat dengan situs religi makam para Raja Bangkalan "Air Mata Ibu".Bukit Pelalangan ini juga merupakan bekas penambangan bukit kapur seperti halnya Bukit Jaddih. Setibanya di areal makam Air Mata Ibu, kami pun berganti kendaraan karena elf kami tidak diperbolehkan melewati jalan kecil menuju Bukit Pelalangan. Memang jalan kecil tersebut hanya cukup untuk 1 mobil dan kami pun ditawari ojek dengan biaya yang lumayan mahal bagi kami. Akhirnya kami pun memilih mobil pick up dengan harga yang lebih murah jika dihitung per orang daripada ojek walaupun hanya kami berempat yang ingin tetap meng-eksplore Bukit Pelalangan karena yang lain malas berpanas-panas ria. Panasnya Pulau Madura lebih panas dari Jakarta, untung di Bukit pelalangan tidak sepanas di Bukit Jaddih , mungkin karena letak bukit-bukitnya yang berdekatan sehingga sedikit menghalangi sinar matahari. 















Dari Bukit Pelalangan, kami pun kembali ke Surabaya, untuk mencari oleh-oleh. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika datang ke Surabaya adalah sambal bu Rudy, sambal yang selalu bikin nagih walaupun rasanya pedeesss abisss.....ah...jangan pengen. Trip kali ini pun berakhir di sini kemudian kami diantar ke Bandara Juanda walaupun jam penerbangan kami masih lama namun waktu yang senggang ini kami gunakan untuk beristirahat di Masjid Bandara Juanda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar